BAB I
DASAR DASAR KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha. Wirausaha terdiri dari kata wiradan usaha. Arti kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan dan jujur, sedangkan usaha adalah kegiatan yang dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur.
Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku yang melibatkan keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002). Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki, memodifikasi, dan mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya.
Sebelum lebih lanjut membahas langkah-langkah dalam membangun usaha. Perlu diketahui definisi dan perbedaan istilah pengusaha, wiraswasta, entrepreneurship, entrepreneur, dan intrapreneur. Dengan mengetahui perbedaan istilah tersebut, maka akan memacu dan mengkoreksi diri dalam membangun dan mengembangkan usaha.
Pengertian
WIRASWASTA
|
WIRAUSAHA (entrepreneur)
|
PENGUSAHA
|
WIRA= Pejuang, utama,gagah, berani, teladan, jujur
|
Swa= sendiri
|
Sta= berdiri
|
Sehingga, wiraswasta berarti orang yang memiliki sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Teori wiraswasta pada saat itu mengacu pada teori ekonomi masa neoklasikal. Dimana seorang pengusaha atau wiraswasta dianggap sebagai faktor produksi tetap (fixed factor) dan berpusat pada pengelolaan sumber daya serta mengasumsikan pasar yang sempurna dan tersebar merata. Posisi seorang pengusaha yang disebut wirausaha tidak sesuai.
Sedangkan pada teori ekonomi modern pengusaha dibagi dalam 2, yaitu wiraswasta dan wirausaha, Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dengan fungsinya sebagai pelaku inovasi atau pencipta kreasi-kreasi baru. Sehingga seorang wiraswasta tidak dapat disama artikan dengan seorang wirausaha.
Sebagai contoh.
Seorang pengusaha bengkel motor, dimana usahanya tidak berkembang dari tahun-ketahun, maka ia disebut wiraswasta. Tetapi jika ia mampu mengembangkan bengkelnya menjadi bengkel lebih besar dan modern, serta jaringan bertambah banyak, maka ia disebut sebagai wirausaha.
|
Memang seorang wiraswasta berusaha sendiri, tetapi tidak memiliki visi pengembangan usaha, kreatifitas dan inovasi.
Kewirausahaan disebut juga “entrepreneurship”, istilah kata ini cukup populer dimasyarakat dan sering digunakan pada perguruan tinggi atau akademis. Sedangkan wirausaha disebut juga “entrepreneur” adalah orang yang melakukan tindakan tersebut dengan menciptakan suatu gagasan dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.
Istilah lain yang cukup populer di dunia usaha adalah Intrapreneur. Pada era krisis banyak perusahaan-perusahaan baik yang kecil maupun yang besar gulung tikar atau menurun pendapatannya. Tetapi ada juga perusahaan-perusahaan yang mampu mempertahankan usahanya dengan membangun jiwa kewirausahaan dalam perusahaan, sehingga menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk lama dan tetap sukses dipasaran. Karena menurunnya daya beli masyarakat banyak perusahaan yang meluncurkan kemasan isi ulang (reffil), kemasan diperkecil (sachet), 2 atau lebih fungsi dalam satu produk, contoh Presedont produk barunya Gigi sehat, kuat dan Plus Whitening, Produk so Klin “Rapika” pelembut, pelicin, pewangi dan anti jamur. Disamping itu banyak juga perusahaan mengeluarkan produk barunya yang lebih spesifik, seperti: susu untuk orangtua, biskuit untuk anak-anak dan camilan untuk diet, dan sebagainya.
Sedangkan perusahaan yang tidak mampu mempertahankan jiwa kewirausahaan pada perusahaannya akan menjadi perusahaan ketinggalan zaman atau tenggelam dari peredaran.
Dari ilustrasi diatas maka arti dari Intrapreneur atau disebut juga corporate entrepreneurship adalah membangun dan mempertahankan jiwa kewirausahaan dalam diri karyawan dalam suatu perusahaan.
Sehingga definisi secara singkat, seorang wirausaha belum tentu memiliki suatu harta atau aset perusahaan. Seorang profesional/karyawan dapat dikatakan seorang wirausaha, pemilik perusahaan terkenal dapat dikatakan seorang wirausaha. Tetapi seorang wiraswata pasti memiliki harta (aset) perusahaan.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa wirausahawan itu adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat dalam memastikan kesuksesan.
Setelah memahami pengertian Kewirausahaan, sekarang muncul pertanyaan kenapa harus belajar Kewirausahaan...? Apa pentingnya kita memiliki jiwa wirausaha...? Robert T. Kiyosaki dalam bukunya berjudul “Cash flow Quadrant” menjelaskan kenapa kita harus memilih menjadi seorang wirausaha.
Teori Cash Flow Quadrant membagi manusia dalam empat kuadran, yaitu dua di kuadran kiri dan dua di kuadran kanan, seperti gambar berikut ini:
Cash Flow Quadrant- Robert T. Kiyosaki
Kuadran Kiri:
E = Employee/ pegawai tetap seperti PNS, karyawan, buruh
S = Self-employed (pekerja lepas) seperti artis, dokter, pengacara, notaris
Kuadran Kanan:
B = Business owner (pemilik bisnis)
I = Investor (penanam modal)
Apa itu Cash Flow Quadrant?
Cash flow quadrant berasal dari kata “Cash flow”= arus uang. Quadraant adalah posisi kiri atau kanan atau etak. Cash flow menggambarkan posisi arus kas seseorang yang berada di sebelah kiri dan kanan. Cash Flow Quadrant adalah salah satu metode darimana penghasilan atau uang diperoleh. Misalnya, orang yang berada di kuadran kiri “E” (pegawai dan pekerja) adalah orang-orang yang mendapatkan uang dengan bekerja pada orang lain baik itu pemerintah maupun perusahaan. Orang “S” mendapatkan uang dengan bekerja untuk diri sendiri (artis, dokter, dll). Mereka tidak mau dibayar, tapi merekalah yang menentukan berapa mereka pantas dibayar. Orang yang berda di kuadran kiri memilih berada di posisi kiri untuk mencari pekerjaan yang aman dapat uang rutin dengan tunjangan setiap bulan, demikian juga dengan dokter dan artis. Tapi, apa yang mereka alami? Mereka aman secara finansial tapi hidup pas-pasan (Get Money No Time), dapat uang tapi terikat dengan waktu.
Seorang “B” memiliki usaha pribadi yang menghasilkan uang, dia mempekerjakan orang lain untuk menghasilkan uang bagi dirinya (Bussinesman). “I” adalah Investor yang uangnya bekerja untuk mereka. Orang yang berada di kuadran “B” dan “I” adalah orang yang memiliki sistem dan oranglain yang bekerja untuk dia, bukan dia yang sibuk secara fisik.
Agar lebih jelas lagi mari kita lihat arus kas masing-masing orang.
1. Orang Kelas Rata-Rata (E = Employee, pekerja)
Mereka bekerja mendapatkan penghasilan yang langsung dibelanjakan, tidak ada yang tersisa untuk menabung (saving).
Arus uang orang kelas rata-rata: Penghasilan Rp3.000.000,-
Pengeluaran Rp3.000.000,-
Saving Rp0,-
2. Orang Kelas Menengah (S = Self employee, pekerja lepas)
Mereka bekerja mendapatkan penghasilan, karena ingin hidup lebih baik tapi penghasilan tidak mencukupi mereka terpaksa berhutang (kartu kredit, rumah, mobil, motor, biaya pendidikan anak, bahkan sampai perabotan rumah tangga). Ketika menerima penghasilan, mereka membayar hutang-hutang terlebih dahulu kemudian melakukan pengeluaran. Mereka tetap tidak melakukan saving.
Arus kas orang kelas menengah: Penghasilan Rp4.000.000,-
Bayar hutang Rp3.000.000,-
Pengeluaran Rp1.000.000,-
Saving Rp0,-
3. Orang Kelas Atas (mapan dan bebas finansial)
Penghasilan mereka dari Asset/passiva income (menyewakan rumah, deposito, saham dan bentuk investasi lainnya). Mereka berusaha menekan pengeluaran dan utangnya, mereka memiliki saving yang akan dibelikan asset lagi, yang dapat memberikan pasiva income lebih besar lagi.
Arus kas orang kelas atas: Penghasilan Rp4.000.000,-
Bayar utang Rp2.000.000,-
Pengeluaran Rp1.000.000,-
Saving Rp1.000.000,-
Apakah Anda telah memilih dikuadran mana Anda akan berdiri??
INGAT...!
Tangan di atas jauh lebih mulia daripada tangan di bawah...! maka jadilah manusia yang mulia, dimata manusia dan di mata Tuhan.
KARAKTER-KARAKTER WIRAUSAHA
Seorang wirausahawan harus mempunyai sikap kreativitas, inisiatif, dan percaya diri. Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah:
a. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan memengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
b. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, dan kerja keras. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatih anda
pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi.
c. Keberanian mengambil risiko
Wirausahawan adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih, yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif.
d. Kepemimpinan
Seorang wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
e. Berorientasi ke masa depan
Wirausahawan harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
f. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri berikut.
1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik.
2. Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya.
3. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
Syarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil adalah seperti berikut.
1. Memiliki sikap mental yang positif.
2. Memiliki keahlian di bidangnya.
3. Mempunyai daya pikir yang kreatif.
4. Rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif ).
5. Memiliki semangat juang yang tinggi (motivasi) dan komitmen yang tinggi.
6. Mampu mengantisipasi berbagai risiko dan persaingan.
Sedangkan Ciputra (2008) dalam ingin menjadi entrepreneur perlu mengidentifikasi tujuh prasayarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil:
1. Passionate atau memiliki keinginan yang besar dan semangat baja serta percaya diri
2. Kreatif dan dapat melihat peluang
3. Inovatif menghasilkan produk dan jasa yang memiliki nilai tambah
4. Yakin memiliki kapasitas untuk memenangkan persaingan secara efektif
5. Mengetahui cara menghasilkan barang dan jasa dengan cara yang paling efisien
6. Mengetahui cara memanfaatkan sumber dana dengan perhitungan paling murah dengan resiko paling rendah namun tetap menghasilkan barang dan jasa yang paling baik
7. Siap kerja keras dengan risiko gagal dan rugi
Lebih lanjut Direktorat PSMK (2009), mengelompokkan sifat dan karakter kepribadian berdasarkan beberapa teori di atas
Tabel Indikator Sifat Wirausaha
No
|
Komponen Sifat Wirausaha
|
Indikator
|
1.
|
Kreatif, inovatif, proaktif
|
Mampu menghasikan gagasan dengan cepat (kreatif), kaya fantasi (inovatif) dan terbuka terhadap gagasan baru (proaktif)
|
2.
|
Luwes bergaul, mengembangkan dan memelihara hubungan baik
|
Senang membina kenalan baru, dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan, senang bekerjasama dengan oranglain, memiliki rasa setia kawan
|
3.
|
Berani mengambil resiko
|
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar, suka tantangan dan mau belajar dari kegagalan
|
4
|
Optimistik, ambisi untuk maju
|
Yakin akan berhasil, berorientasi ke masa depan dan tidak cepat puas diri dalam meraih prestasi terbaik
|
5.
|
Mandiri, percaya diri
|
Tidak tergantung kepada orang, menyukai kebebasan dalam mengambil keputusan
|
6.
|
Kepemimpinan
|
Perilaku sebagai pemimpin, mampu menyelesaikan perbedaan pendapat, menanggapi saran-saran dan kritik, mampu mengarahkan dan memberi saran
|
7.
|
Selalu memperbaiki prestasi (hasrat berprestasi tinggi)
|
Mempergunakan kritik dan umpan balik untuk memperbaiki prestasi, mau menambah ilmu pengetahuan
|
8.
|
Rajin bekerja, berorientasi pada tugas dan hasil
|
Suka bekerja keras, tidak mudah menyerah dan berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan teat waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
|
9.
|
Tekun dan bertanggung jawab
|
Tekun dan tabah, terlihat penuh dalam pekerjaan serta berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan tepat waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
|
10.
|
Tanggap terhadap peluang
|
Tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha, mengatur waktu sesuai prioritasnya, mampu menyelesaikan beberapa hal sekaligus.
|
Karakteristik Wirausaha menurut Bygrave seorang pakar kewirausahaan yang terkenal dengan 10 D, yaitu:
a. DREAM (mimpi)
Tidak ada wirausaha yang tidak punya mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila mempunyai visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya.
b. DECISIVENESS (ketegasan)
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan. Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
c. DOING (bertindak)
Wirausaha tidak suka menunda pekerjaan dan selalu menindaklanjuti keputusan yang telah dibuat, mempunyai kecepatan dan tenaga ekstra dalam bertindak dibanding yang lain.
d. DETERMINATION (Ketetapan hati/kebulatan tekad)
Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan.
e. DEDICATION (Pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya.
f. DEVOTION (Kecintaan/kesetiaan)
Bisnis akan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga, energi, fokus dan semangat wirausaha, sehingga ia harus mencintai pekerjaaannya dan pandai membagi waktu.
g. DETAILS (terperinci)
Untuk mencapai kesuksesan, wirausaha harus berpikir detail (terperinci) karena ketika menjalankan usaha, aspek keuangan dan perencanaan strategi memerlukan pemikiran secara detail.
h. DESTINY (nasib)
Wirausahan membutuhkan keberuntungan dan iia harus mulai berusaha untuk memprediksi kapan keberuntungan itu datang menghampirinya. TIME (time, intuition, momentum, effort) adalah waktu keberuntungan. Keberuntungan membutuhkan Timing (waktu yang tepat), Intuition (intuisi/gerak hati yang terus dilatih), Momentum (saat yang tepat), dan Effort (usaha agar timing, intuition, momentum dan effort bisa terjadi bersamaan).
i. DOLLARS (materi/uang)
Seorang wirausaha sangat memperhitungkan nilai waktu, tenaga, pikiran, strategi, dan usaha ditinjau dari nilai mata uang, tetapi hindari menjadi seorang yang materialis karena itu sangat berbahaya.
j. DISTRIBUTE (menyalurkan/mendistribusikan)
Wirausaha yang baik selalu berorientasi untuk memberi dan mendistribusikan kesuksesannya, filosofinya, kepemilikannya, ilmunya, uang yang dimilikinya untuk kesejahteraan para karyawan dan tentunya untuk membantu mengembangkan bisnis, agar pelanggannya senantiasa setia dan selalu membeli barang dan menggunakan jasanya.
KESUKSESAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHAWAN
1. Kesuksesan Wirausahawan
Wirausahawan adalah manusia biasa yang sama dengan manusia lainnya, yaitu makhluk ciptaan Tuhan. Namun, ada perbedaan diantara keduanya, sehingga ada yang dikatakan sukses dan ada yang dikatakan gagal, adalah kepribadiannya.
Faktor keberhasilan usaha seorang wirausaha bukan hanya dilihat seberapa keras Anda bekerja, tetapi seberapa cerdas anda melakukan dan merencanakan strategi serta mewujudkannya. Jadi, Anda harus menjadi entrepreneur yang cerdas (smart entrepreneur). SMART (strategic thinker, Motivator, Ambitious, risk manager, totalitas)
a. Strategic thinker
Seorang wirausaha merupakan strategic planner (pembuat rencana strategis) yang andal, yang bekerja tidak hanya dengan otot saja tetapi juga menggunakan otak. Jadi, hindari bermodal nekat saja.
b. Motivator
Wirausaha merupakan motivator bagi dirinya. Bila ia mengalami kegagalan ia akan selalu bangkit dari kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator yang andal bagi tim dan karyawannya.
c. Ambitious
seorang wirausaha juga harus mempunyai ambisi yang baik. Sedangkan ambisi yang buruk adalah target waktu yang kurang realistis atau ingin cepat (instan), sehingga cenderung menghalalkan segala cara. Dengan ambisi yang tepat maka Anda mempunyai semangat dan keinginan yang kuat untuk mewujudkannya.
d. Risk manager
Wirausaha bukan hanya risk taker (pengambil resiko) tetapi juga risk manager (manajer resiko) bagi dirinya dan usahanya. Manager resiko berarti tidak boleh gegabah dan terburu-buru. Menajer resiko harus cermat, taktis, cerdas, dan jeli membaca reiko dan peluang sehingga ia akan memilih resiko yang optimal (paling menguntungkan) bagi perusahaannya.
e. Totalitas
Bekerja secara total dengan komitmen tinggi pada usahanya, benar-benar mencintai usahanya. Untuk itu ia berusaha untuk tidak jatuh dan gagal.
Hal lain yang harus dibangun dalam bisnis adalah:
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Kemampuan (skill)
c. Pengalaman (experiences)
d. Jaringan (networking)
e. Informasi-informasi yang didapat (informing)
f. Waktu yang tepat (timing)
g. Prospek dan peluang
2. Kegagalan Wirausahawan
Jika anda ingin menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan sejati, maka hapuslah kata “gagal” dalam otak anda.
Ada pepatah mengatakan : kegagalan adalah jalan terdekat menuju kesuksesan”.
Ada 3 faktor penyebab seseorang merasa gagal menjadi wirausaha, yaitu:
1. Diciptakan oleh diri sendiri (bersumber dari pikiran keliru yang Anda bangun dalam mindset anda dan persepsi yang salah memaknai kata gagal)
2. Dipaksa gagal oleh orang lain, dengan cara dijegal, ditabrak, diserang, dihabisi dan dimatikan.
3. Faktor alam yang tidak mendukung (gempa, tsunami, air bah, banjir bandang, kemarau dll)
Selain tiga faktor tadi, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan ketertundaan kesuksesan dalam bisnis antara lain:
· tak ada perencanaan yang matang
· kurang pengalaman (strategi bisnis yang keliru)
· tidak punya semangat berwirausaha
· motivasi karyawan yang rendah (gaji kecil)
· kurang
Stimulasi dan Motivasi Usaha
1. Peka terhadap peluang
· Cari peluang. Jangan tunggu peluang mengetuk pintu Anda. Kemungkinan Anda tidak di rumah (Jinger Heath)
· Hari esok bukan janji tapi peluang (Rachel Jay Scott)
2. Antusias
3. Jujur
· Uang yang didapatkan dengan cara tidak jujur tidak akan bertahan lama (Pepatah Cina)
· Untuk memberikan pelayanan terbaik anda harus menambahkan sesuatu yang tidak bisa dibeli atau diukur dengan uang, dan itu adalah ketulusan dan integritas (Douglas Adam)
4. Kerjasama
· Jika melihat orang baik, pikirkan bagaimana anda bisa jadi seperti mereka. Jika melihat orang yang tidak terlalu baik, renungkan kelemahan-kelemahan sendiri (Khong Fu Tse)
5. Siap terhadap perubahan
· Jika satu tujuan tidak tercapai, jangan ubah tujuan, atur langkah-langkah
KESEMPURNAAN SEORANG WIRAUSAHA
Seorang wirausaha yang sukses akan mencapai kesempurnaan apabila mampu meraih kesuksesan tidak hannya dalam karir atau bisnis tetapi juga sukses dalam keluarga dan lingkungannya sperti mempunyai keluarga yang sehat, cerdas, dan harmoni. Serta aktif dikegiatan sosial lingkungannya.
|
No comments:
Post a Comment